Gangguan Tulang

4 Gangguan Tulang yang Sering Mengancam Kesehatan Anak

4 Gangguan Tulang yang Sering Mengancam Kesehatan Anak
4 Gangguan Tulang yang Sering Mengancam Kesehatan Anak

JAKARTA - Tidak banyak orang tua menyadari bahwa masalah tulang tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga dapat mengancam tumbuh kembang anak-anak. Gangguan pada tulang sejak usia dini bisa berdampak panjang terhadap postur tubuh, fungsi gerak, bahkan kualitas hidup anak di masa depan.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), deteksi dini gangguan tulang memiliki peran krusial agar anak bisa mendapatkan penanganan yang tepat sebelum timbul komplikasi serius.

Dalam Seminar Media “Gangguan Perkembangan Tulang pada Anak”, Dr. Frieda Susanti, Sp.A, Subsp. Endo(K), Ph.D, dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi IDAI, menjelaskan bahwa pembentukan tulang anak merupakan proses biologis yang sangat kompleks. Tahapannya dimulai dari pembentukan jaringan tulang rawan hingga pengerasan menjadi tulang sejati.

“Anak dengan gangguan tulang sering tampak pendek tidak proporsional atau memiliki tungkai bengkok. Kondisi ini perlu segera diperiksa agar dapat ditangani lebih dini,” ujar Dr. Frieda.

Ia menambahkan bahwa tulang tidak hanya berfungsi sebagai penopang tubuh, tetapi juga memiliki peran penting dalam metabolisme tubuh. Karena itu, pemeriksaan radiologi, analisis hormon, dan tes genetik menjadi langkah penting dalam memastikan diagnosis secara akurat.

1. Osteoporosis pada Anak, Bukan Hanya Masalah Orang Dewasa

Banyak yang mengira osteoporosis hanya menyerang orang tua, padahal anak-anak pun bisa mengalaminya. Kondisi ini disebabkan oleh gangguan metabolisme tulang, kekurangan mineral, penyakit kronis, atau efek penggunaan kortikosteroid jangka panjang.

Anak yang mengalami osteoporosis memiliki massa tulang rendah, sehingga tulangnya mudah patah meski hanya karena benturan ringan.

Penanganan dilakukan dengan memperbaiki asupan kalsium dan vitamin D, menjaga pola makan seimbang, serta melakukan olahraga teratur untuk memperkuat tulang. Dalam beberapa kasus, terapi tambahan diberikan sesuai penyebab dasarnya.

Gangguan ini harus segera ditangani karena kekuatan tulang yang lemah pada masa anak-anak dapat meningkatkan risiko patah tulang berulang hingga dewasa.

2. Rickets, Kelainan Tulang Akibat Kekurangan Vitamin D

Rickets merupakan gangguan mineralisasi tulang yang menyebabkan tulang menjadi lunak dan mudah bengkok. Dr. Frieda menjelaskan bahwa terdapat dua jenis utama rickets, yaitu rickets nutrisi akibat kekurangan vitamin D, kalsium, atau fosfor; dan rickets hipofosfatemik yang bersifat genetik.

“Rickets tampak ringan pada awalnya, namun jika tidak diobati dapat menyebabkan perubahan bentuk tulang permanen,” tegas Dr. Frieda.

Gejala rickets antara lain:

Tungkai bengkok atau melengkung,

Pergelangan tangan membesar, dan

Pertumbuhan anak yang lebih lambat dari normal.

Penanganannya meliputi suplemen vitamin D, kalsium, dan fosfat sesuai penyebab yang mendasarinya. Selain itu, paparan sinar matahari pagi juga penting untuk membantu pembentukan vitamin D alami di tubuh anak.

3. Displasia Skeletal, Gangguan Genetik yang Memengaruhi Bentuk Tubuh

Displasia skeletal termasuk kelainan bawaan yang memengaruhi bentuk dan pertumbuhan tulang. Kondisi ini membuat tubuh anak tampak pendek tidak proporsional dan dapat menimbulkan gangguan fungsi gerak.

Beberapa contoh gangguan yang termasuk dalam kategori ini antara lain:

Achondroplasia, akibat mutasi gen FGFR3, yang menyebabkan lengan dan tungkai pendek.

Pseudoachondroplasia, yang memiliki gejala mirip achondroplasia namun tanpa mutasi pada gen FGFR3.

Osteogenesis imperfecta, dikenal sebagai penyakit tulang rapuh, akibat kelainan pada kolagen tipe I.

Fibrodysplasia Ossificans Progressiva (FOP), kondisi langka di mana jaringan otot berubah menjadi tulang, menyebabkan tubuh menjadi kaku.

Sayangnya, hingga saat ini belum ada terapi efektif untuk FOP, sehingga pencegahan cedera menjadi langkah utama dalam mencegah kekakuan tubuh yang semakin parah.

4. Skoliosis, Kelainan Tulang Belakang yang Sering Tak Disadari

Selain gangguan metabolik dan genetik, skoliosis juga menjadi masalah tulang yang perlu diwaspadai pada anak-anak. Skoliosis ditandai dengan kelengkungan tulang belakang ke arah samping, yang bisa disebabkan oleh faktor idiopatik, displasia skeletal, atau gangguan neuromuskular.

Jika tidak terdeteksi sejak dini, skoliosis dapat menyebabkan postur tubuh tidak simetris, nyeri punggung kronis, bahkan gangguan pernapasan akibat tekanan pada rongga dada.

Dr. Frieda menekankan pentingnya pemeriksaan postur tubuh anak secara rutin, terutama pada usia sekolah. Deteksi dini memungkinkan penanganan lebih cepat, misalnya dengan terapi fisik, penggunaan brace, atau tindakan medis bila diperlukan.

Tanda dan Gejala yang Harus Diwaspadai Orang Tua

Peran orang tua sangat penting dalam mengenali tanda-tanda awal gangguan tulang pada anak. Menurut Dr. Frieda, beberapa gejala yang perlu diperhatikan antara lain:

Tubuh pendek tidak proporsional,

Cara berjalan tidak normal atau pincang,

Tungkai atau lengan terlihat bengkok,

Sering patah tulang tanpa sebab yang jelas,

Keterlambatan perkembangan motorik.

Jika gejala tersebut muncul, segera lakukan pemeriksaan ke dokter anak atau spesialis endokrinologi untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Pemeriksaan radiologi dan tes genetik bisa membantu menentukan penyebab gangguan tulang secara lebih spesifik.

Pentingnya Deteksi Dini dan Gaya Hidup Sehat

Deteksi dini menjadi kunci dalam mencegah dampak jangka panjang dari gangguan tulang. Selain itu, pola hidup sehat seperti asupan gizi seimbang, paparan sinar matahari cukup, serta aktivitas fisik teratur dapat membantu memperkuat tulang anak sejak dini.

Dengan kesadaran dan perhatian yang cukup dari orang tua, banyak gangguan tulang bisa diatasi atau dikendalikan sebelum menimbulkan komplikasi berat. Seperti yang disampaikan Dr. Frieda, “Semakin cepat gangguan tulang dikenali, semakin besar peluang anak untuk tumbuh dengan postur dan fungsi tubuh yang optimal.”

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index