Kurs Rupiah

Kurs Rupiah Menguat, Investor Tunggu Keputusan BI dan Data Inflasi AS

Kurs Rupiah Menguat, Investor Tunggu Keputusan BI dan Data Inflasi AS
Kurs Rupiah Menguat, Investor Tunggu Keputusan BI dan Data Inflasi AS

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa, 21 Oktober 2025 menunjukkan penguatan tipis. Data Bloomberg pukul 09.27 WIB mencatat rupiah berada di level Rp 16.572 per dolar AS, naik 3 poin atau 0,02 persen dibanding posisi sebelumnya Rp 16.575 per dolar AS.

Menurut analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, penguatan ini dipicu oleh ekspektasi pasar atas meredanya ketegangan antara dua ekonomi besar dunia, Amerika Serikat dan China. Kabar rencana pertemuan delegasi kedua negara meningkatkan optimisme investor di pasar valuta asing.

Investor Menunggu Rapat Dewan Gubernur BI dan Data Inflasi AS

Meski rupiah menguat, Lukman memperkirakan kenaikan nilai tukar rupiah masih akan terbatas dalam waktu dekat. Investor cenderung bersikap wait and see menanti hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDGBI) yang dijadwalkan berlangsung besok serta data inflasi Amerika Serikat yang akan dirilis akhir pekan ini.

Lukman memprediksi pergerakan rupiah hari ini akan berada di kisaran antara Rp 16.500 sampai Rp 16.600 per dolar AS. Ketidakpastian global dan data ekonomi menjadi faktor utama yang membatasi penguatan rupiah dalam jangka pendek.

Kurs Rupiah di Bank-Bank Besar: Variasi Jual dan Beli

Selain pasar spot, kurs rupiah juga diperdagangkan di bank-bank besar Indonesia dengan sedikit variasi harga jual dan beli. Pada Senin, 20 Oktober 2025, kurs tengah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) tercatat Rp 16.585 per dolar AS, menguat dibanding hari Jumat sebelumnya di Rp 16.590.

Bank BRI mematok kurs jual rupiah di angka Rp 16.588 per dolar AS, dengan kurs beli Rp 16.561. Bank Mandiri menjual dolar AS dengan kurs Rp 16.580 dan membeli di posisi Rp 16.550. Variasi serupa terlihat di bank BNI, BCA, dan CIMB Niaga.

Prospek Rupiah di Tengah Dinamika Global dan Kebijakan Domestik

Pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping yang dijadwalkan pekan depan menjadi salah satu titik krusial bagi pasar valuta asing global. Hasil pertemuan tersebut berpotensi menjadi faktor penentu tren nilai tukar rupiah ke depan.

Di sisi lain, keputusan Bank Indonesia dalam RDGBI juga menjadi pengaruh penting terhadap nilai tukar rupiah. Kebijakan moneter yang diambil akan menjadi indikator utama dalam menjaga stabilitas rupiah dan mendukung iklim investasi di tanah air.

Pergerakan rupiah yang menguat tipis pada Selasa, 21 Oktober 2025, menunjukkan sentimen positif dari pasar terhadap prospek hubungan ekonomi AS-China. Namun, investor tetap berhati-hati menunggu perkembangan data ekonomi dan kebijakan moneter yang akan keluar dalam waktu dekat. Dinamika global dan domestik menjadi dua pilar utama yang akan menentukan arah nilai tukar rupiah di akhir tahun ini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index