Batu Bara

Bukit Asam Catat Lonjakan Produksi dan Penjualan Batu Bara 2025

Bukit Asam Catat Lonjakan Produksi dan Penjualan Batu Bara 2025
Bukit Asam Catat Lonjakan Produksi dan Penjualan Batu Bara 2025

JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA), yang merupakan bagian dari Holding Pertambangan MIND ID, menutup kuartal III 2025 dengan catatan positif. Di tengah fluktuasi pasar global, perusahaan mampu menjaga pertumbuhan di hampir semua lini operasionalnya—mulai dari produksi, penjualan, hingga pengangkutan batu bara.

Kinerja impresif ini menjadi bukti keberhasilan strategi efisiensi dan optimalisasi rantai pasok yang dijalankan secara konsisten. “Kinerja ini dapat tercapai di tengah tantangan volatilitas pasar global seiring dengan terus dijalankannya upaya efisiensi dan optimalisasi rantai pasok di seluruh lini operasional,” ujar Eko Prayitno, Corporate Secretary Division Head PT Bukit Asam Tbk, dalam keterangan tertulis di Jakarta.

Produksi Batu Bara Meningkat 9 Persen

Selama periode kuartal III 2025, volume produksi batu bara PTBA mencapai 35,90 juta ton, naik 9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 32,97 juta ton.

Kenaikan tersebut tak lepas dari kontribusi anak usaha yang bergerak di bidang jasa penambangan, yakni PT Satria Bahana Sarana (SBS). Perusahaan tersebut berperan cukup besar dengan sumbangan 21% terhadap total produksi PTBA.

Selain itu, realisasi nisbah kupas—yang menunjukkan efisiensi kegiatan penambangan—tercatat mencapai 5,98 kali hingga kuartal ketiga ini. Pencapaian ini menandakan proses penambangan yang semakin optimal, sekaligus menjadi bukti penerapan praktik operasional yang efisien di lapangan.

Kinerja positif ini menunjukkan kemampuan PTBA dalam menjaga kestabilan produksi meski harga batu bara global mengalami tekanan selama beberapa bulan terakhir. Dengan strategi operasional yang adaptif, perusahaan terus memastikan ketersediaan pasokan batu bara guna memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor.

Penjualan Naik, Didominasi Pasar Domestik

Pertumbuhan kinerja juga terlihat dari sisi penjualan batu bara, yang mencapai 33,70 juta ton hingga kuartal III 2025. Angka ini meningkat 8% secara tahunan (year on year) dibandingkan dengan 31,28 juta ton pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari total volume tersebut, 56% penjualan diserap oleh pasar domestik, sementara sisanya dialokasikan untuk kebutuhan ekspor. Peningkatan ini mencerminkan masih kuatnya permintaan batu bara di dalam negeri, terutama untuk sektor pembangkit listrik dan industri besar.

“Peningkatan kinerja penjualan ini menunjukkan masih solidnya permintaan pasar atas batu bara PTBA,” ujar Eko. Keberhasilan menjaga kestabilan distribusi dan permintaan menunjukkan efektivitas strategi PTBA dalam membaca dinamika pasar serta memperkuat hubungan jangka panjang dengan pelanggan utama.

Selain faktor permintaan yang stabil, pencapaian ini juga ditopang koordinasi yang baik antara tim produksi, logistik, dan distribusi. Kolaborasi lintas divisi memastikan setiap tahap rantai pasok berjalan efisien dan tepat waktu.

Efisiensi Logistik Dorong Kenaikan Volume Angkutan

Sejalan dengan peningkatan produksi dan penjualan, volume angkutan batu bara PTBA juga mencatat pertumbuhan. Hingga kuartal III 2025, total angkutan mencapai 30,02 juta ton, atau naik 8% dibandingkan 27,83 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.

Menurut Eko Prayitno, capaian ini didukung oleh optimalisasi rantai pasok serta efisiensi di sektor logistik yang terus diperkuat. “Peningkatan ini didukung oleh optimalisasi rantai pasok serta koordinasi dan efisiensi di sektor logistik yang terus diperkuat,” ujarnya.

Langkah-langkah efisiensi yang dilakukan mencakup peningkatan kapasitas transportasi, koordinasi dengan pihak ketiga, serta pemanfaatan teknologi untuk pemantauan dan penjadwalan pengiriman. Upaya ini membantu PTBA mengurangi potensi keterlambatan distribusi sekaligus menekan biaya operasional.

Peningkatan performa di lini angkutan juga menjadi sinyal bahwa perusahaan berhasil menjaga kesinambungan operasional meskipun menghadapi tekanan dari faktor eksternal, seperti perubahan cuaca, kondisi pasar global, dan dinamika harga bahan bakar.

Momentum Pemulihan Harga Batu Bara Global

Di sisi lain, pemulihan harga komoditas batu bara global mulai menunjukkan arah positif. Sejak pertengahan kuartal III hingga awal kuartal IV 2025, indeks ICI (Indonesia Coal Index) mulai memperlihatkan tren penguatan.

“Dengan momentum tersebut, ditambah dengan bekal pertumbuhan kinerja dan efisiensi berkelanjutan, PTBA optimis capaian operasional yang solid ini dapat mengurangi tekanan akibat pelemahan harga batu bara yang terjadi sepanjang Kuartal III 2025, sekaligus menjadi fondasi positif bagi peningkatan kinerja keuangan hingga akhir tahun,” tegas Eko Prayitno.

Momentum pemulihan ini menjadi harapan baru bagi industri batu bara nasional, setelah sebelumnya mengalami tekanan akibat melemahnya permintaan global dan fluktuasi harga energi internasional. Dengan posisi keuangan yang kuat dan strategi bisnis yang adaptif, PTBA dinilai siap menjaga stabilitas pertumbuhan hingga akhir tahun.

Sebagai anggota MIND ID, PTBA terus berkomitmen untuk menjalankan praktik bisnis berkelanjutan melalui efisiensi operasional, inovasi rantai pasok, dan penguatan daya saing di pasar global. Dengan arah kinerja yang positif di kuartal III 2025, perusahaan menatap sisa tahun dengan optimisme tinggi, sekaligus memperkuat perannya sebagai salah satu pemain utama dalam industri batu bara nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index