Harga Sawit Mukomuko Turun Jelang Akhir Oktober 2025, Petani Diminta Tetap Jaga Kualitas Panen

Jumat, 31 Oktober 2025 | 10:03:32 WIB
Harga Sawit Mukomuko Turun Jelang Akhir Oktober 2025, Petani Diminta Tetap Jaga Kualitas Panen

JAKARTA - Menjelang akhir bulan Oktober 2025, harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko menunjukkan tren penurunan. Pemerintah Kabupaten Mukomuko melalui Dinas Pertanian (Distan) mengumumkan pembaruan harga terkini yang berlaku di 11 pabrik pengolahan sawit di wilayah tersebut.

Berdasarkan data terbaru, harga TBS sawit di daerah itu turun antara Rp10 hingga Rp50 per kilogram dibandingkan minggu sebelumnya. Saat ini, harga tertinggi tercatat di angka Rp3.040 per kilogram, sementara harga terendah berada di kisaran Rp2.900 per kilogram.

Penurunan Harga Terjadi di Hampir Semua Pabrik

Kepala Dinas Pertanian Mukomuko, Ir. Pitriyani Ilyas, menjelaskan bahwa harga sawit di wilayahnya sempat mencapai Rp3.050 per kilogram, namun kini mengalami sedikit penurunan. Ia menegaskan bahwa kondisi ini masih tergolong stabil dan tidak menimbulkan gejolak di tingkat petani.

“Harga TBS sawit di tingkat pabrik memang mengalami penurunan tipis, yakni sekitar Rp10 hingga Rp50 per kilogram dibandingkan pekan sebelumnya. Saat ini, harga tertinggi TBS sawit di Mukomuko tercatat di angka Rp3.040 per kilogram, sementara harga terendah berada di kisaran Rp2.900 per kilogram,” ujar Pitriyani.

Menurutnya, meskipun harga cenderung turun, pasar sawit di Mukomuko masih menunjukkan stabilitas yang baik selama dua pekan terakhir. Tidak ada penurunan drastis yang berpotensi merugikan petani secara signifikan, sehingga roda ekonomi sektor perkebunan tetap bergerak normal.

Harapan Pemerintah Daerah dan Kondisi Harga Provinsi

Pitriyani menambahkan bahwa pihaknya berharap harga sawit di Mukomuko tetap stabil dan selaras dengan harga acuan pemerintah provinsi. Saat ini, Pemerintah Provinsi Bengkulu telah menetapkan harga TBS sawit untuk tanaman berumur 10–20 tahun di kisaran Rp3.200 per kilogram.

Ia menjelaskan bahwa perbedaan harga di tingkat kabupaten dan pabrik pengolahan merupakan hal wajar karena dipengaruhi faktor biaya transportasi, kualitas buah, serta kondisi pasar global. “Kami berharap harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di daerah ini tetap stabil di masa mendatang, agar para petani tidak mengalami kerugian besar akibat fluktuasi harga,” ujarnya.

Pemerintah daerah juga berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan perusahaan pengolah sawit guna memastikan keseimbangan antara harga jual petani dan harga beli pabrik. Dengan demikian, petani tetap memiliki margin keuntungan yang layak meski harga pasar berfluktuasi.

Imbauan untuk Petani: Jaga Mutu Panen dan Disiplin Produksi

Dalam kesempatan yang sama, Pitriyani mengimbau kepada seluruh petani sawit di Kabupaten Mukomuko agar tetap menjaga kualitas hasil panen. Menurutnya, salah satu cara agar harga jual tetap kompetitif adalah dengan tidak memanen buah sebelum matang sempurna dan tidak menyiram TBS dengan air sebelum dikirim ke pabrik.

Langkah ini penting karena kualitas buah sangat menentukan nilai jual sawit di pasar pabrik. TBS yang matang sempurna akan menghasilkan minyak lebih banyak dan berkualitas tinggi, sehingga bisa mendapatkan harga lebih baik. Selain itu, pabrik juga lebih memilih hasil panen yang bersih dan tidak rusak saat pengiriman.

Pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian juga akan terus melakukan pembinaan terhadap kelompok tani. Program pelatihan dan pendampingan teknis akan difokuskan pada peningkatan produktivitas dan efisiensi panen agar petani tetap mampu bersaing meskipun harga mengalami fluktuasi.

Daftar Lengkap Harga TBS Sawit di 11 Pabrik Mukomuko

Berdasarkan laporan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko per 25 Oktober 2025, berikut adalah rincian harga TBS sawit di 11 pabrik yang beroperasi di daerah tersebut:

Nama PabrikHarga TBS (Rp/Kg)Perubahan (Rp)
PT. SAPTA2.940-50
PT. USM2.960-50
PT. KSM2.920-40
PT. SAP2.990-30
PT. SSS2.960-50
PT. MMIL2.950-40
PT. KAS2.900-40
PT. MPRA3.040Tetap
PT. DDP2.980-60
PT. GSS3.000-40
PT. BMK3.000-50

Dari data tersebut terlihat bahwa hampir seluruh pabrik mencatatkan penurunan harga, kecuali PT. MPRA yang masih mempertahankan harga tertinggi di angka Rp3.040 per kilogram. Meski sebagian besar pabrik mengalami koreksi harga, perbedaan antarperusahaan masih tergolong kecil dan tidak menimbulkan disparitas besar di pasar lokal.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penurunan Harga

Turunnya harga sawit di Mukomuko tidak terlepas dari dinamika harga minyak sawit mentah (CPO) di pasar internasional. Dalam beberapa minggu terakhir, harga CPO di Bursa Malaysia sempat terkoreksi akibat melemahnya permintaan global dan penguatan mata uang ringgit terhadap dolar AS.

Selain itu, fluktuasi biaya logistik dan cuaca juga memengaruhi produktivitas kebun sawit di tingkat petani. Kondisi ini membuat volume pasokan ke pabrik mengalami perubahan, sehingga berdampak pada harga jual di daerah. Meski begitu, penurunan kali ini masih dalam batas wajar dan tidak menimbulkan keresahan di kalangan petani.

Pemerintah Daerah Terus Pantau dan Evaluasi Harga Sawit

Dinas Pertanian Mukomuko menegaskan akan terus memantau pergerakan harga sawit setiap minggu melalui koordinasi dengan perusahaan pengolah dan asosiasi petani. Data harga mingguan tersebut akan menjadi bahan evaluasi dalam merumuskan langkah strategis untuk menjaga stabilitas sektor perkebunan daerah.

Pitriyani menuturkan bahwa pemerintah kabupaten juga berencana memperkuat kerja sama lintas instansi agar transparansi harga TBS semakin baik. Dengan sistem pelaporan harga yang terbuka, petani dapat mengetahui harga jual yang wajar dan menghindari praktik monopoli harga oleh pihak tertentu.

Ia juga menambahkan, apabila tren penurunan terus terjadi, pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk mengajukan pembahasan harga baru bersama pemerintah provinsi. Langkah tersebut dilakukan demi melindungi kepentingan petani lokal agar tidak dirugikan oleh dinamika pasar global.

Harapan Petani dan Prospek Harga ke Depan

Para petani sawit di Mukomuko berharap harga TBS dapat kembali meningkat menjelang akhir tahun seiring dengan naiknya permintaan CPO di pasar internasional. Biasanya, menjelang bulan Desember, industri pengolahan minyak sawit mengalami peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan ekspor dan konsumsi domestik.

Dengan menjaga kualitas buah dan efisiensi produksi, para petani optimistis dapat tetap memperoleh keuntungan meski harga saat ini mengalami sedikit koreksi. Pemerintah daerah juga diharapkan terus memberikan dukungan berupa pendampingan dan kebijakan yang berpihak kepada petani agar sektor sawit tetap menjadi tulang punggung ekonomi Mukomuko.

Meski harga TBS sawit di Kabupaten Mukomuko mengalami penurunan tipis pada akhir Oktober 2025, situasi pasar masih terpantau stabil. Pemerintah daerah mengimbau agar petani tetap menjaga kualitas panen dan bersinergi dengan pabrik untuk menjaga keberlanjutan industri sawit di daerah tersebut.

Terkini