Guardiola Puji Bernardo Silva, Disebut Mirip Messi di Udara

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:52:24 WIB
Guardiola Puji Bernardo Silva, Disebut Mirip Messi di Udara

JAKARTA - Kemenangan Manchester City atas Villarreal di ajang Liga Champions kembali menghadirkan momen menarik, bukan hanya dari hasil di lapangan, tapi juga dari komentar khas sang pelatih, Pep Guardiola. Dalam kemenangan 2-0 di Stadion La Ceramica, Guardiola menyanjung performa Bernardo Silva dengan perbandingan tak biasa — menyamakannya dengan Lionel Messi.

Silva menjadi salah satu bintang dalam laga tersebut setelah mencetak gol kedua bagi City melalui sundulan spektakuler, melengkapi gol pembuka dari Erling Haaland. Hasil itu memastikan The Citizens terus melaju mulus di fase liga Liga Champions, meski masih tanpa gelandang utama mereka, Rodri, yang absen karena cedera.

Namun, bukan hanya hasil yang menarik perhatian, melainkan cara Guardiola menggambarkan kehebatan Silva. Ia menggunakan metafora khasnya yang tak jarang menjadi sorotan media.

Guardiola: “Bernardo dan Messi Punya Palu di Leher”

Dalam konferensi pers usai pertandingan, Guardiola tak segan memberikan pujian tinggi bagi Silva. Ia menyebut kemampuan sundulan sang pemain sebagai sesuatu yang istimewa — bahkan disejajarkan dengan Messi dalam hal ketepatan dan kekuatan di udara.

“Saya senang Erling mencetak gol lagi, dan juga Bernardo. Sundulannya luar biasa,” kata Guardiola sambil tersenyum. “Sedikit seperti Lionel Messi, mereka punya palu di leher. Mereka memang kecil, tapi luar biasa dalam kontak kepala.”

Ungkapan tersebut sontak menimbulkan gelak tawa di ruang media. Guardiola dikenal gemar menggunakan perbandingan unik untuk menggambarkan keunggulan anak asuhnya. Namun kali ini, komentar itu juga menegaskan betapa pentingnya Silva dalam sistem permainan Manchester City musim ini.

Gelandang asal Portugal itu tidak hanya berperan sebagai kreator serangan, tetapi juga pemimpin di lapangan. Dengan kecerdasan taktik dan kemampuan menjaga intensitas permainan, Silva menjadi motor utama lini tengah City dalam beberapa musim terakhir.

Silva, Sosok Penting di Balik Konsistensi City

Kemenangan atas Villarreal memperpanjang catatan impresif City di Eropa. Dalam sembilan pertandingan di semua kompetisi musim ini, mereka sudah mengantongi tujuh kemenangan dan dua hasil imbang. Di ajang Liga Champions, City masih belum terkalahkan di fase grup, menegaskan status mereka sebagai tim favorit juara.

Performa Silva juga menjadi cerminan konsistensi permainan City. Di usia 31 tahun, ia tampil semakin matang dan memimpin rekan-rekannya di lapangan. Musim ini, Guardiola bahkan memberinya tanggung jawab sebagai kapten klub, menggantikan peran senior yang sebelumnya dipegang oleh Kevin De Bruyne.

Namun, di tengah performa cemerlangnya, rumor mengenai masa depan Silva kembali mencuat. Sejumlah laporan menyebutkan bahwa musim 2025/2026 bisa menjadi yang terakhir bagi sang gelandang di Etihad Stadium. Klub-klub besar Eropa, termasuk Paris Saint-Germain dan Barcelona, dikabarkan masih memantau situasinya dengan serius.

Terlepas dari isu transfer tersebut, Guardiola menegaskan bahwa fokus Silva sepenuhnya masih untuk City. “Dia profesional sejati. Tak peduli apa pun rumor di luar sana, Bernardo selalu memberikan segalanya di lapangan,” ujar sang manajer dalam wawancara lanjutan.

Modal Berharga Menuju Laga Domestik

Guardiola juga menyoroti pentingnya kemenangan di markas Villarreal sebagai modal besar jelang kembalinya City ke kompetisi domestik. “Tempat yang sulit untuk dikunjungi. Kami bermain sangat bagus. Di akhir mereka punya satu dua peluang, tapi kami memainkan pertandingan fantastis,” katanya.

Selain memuji Silva dan Haaland, Guardiola juga memberikan apresiasi kepada pemain muda seperti Rayan Cherki dan Tijjani Reijnders, yang tampil efektif meski turun dari bangku cadangan. “Saya sedikit kecewa dengan hasil di Monaco sebelumnya, kami menciptakan banyak peluang tapi tidak menang. Hari ini kami bermain sama bagusnya dan akhirnya mendapat gol,” tambahnya.

Dengan kemenangan ini, City memperlihatkan bahwa mereka masih menjadi tim paling konsisten di Eropa. Guardiola sendiri tampak menikmati prosesnya — baik melalui hasil gemilang di lapangan, maupun melalui cara uniknya memuji pemain-pemain yang ia bentuk.

Penutup: Guardiola dan Filosofi Unik Memuji Pemainnya

Ucapan “palu di leher” yang dilontarkan Guardiola mungkin terdengar aneh bagi sebagian orang, namun di balik metafora itu tersimpan makna mendalam. Ia ingin menggambarkan kekuatan teknis dan determinasi yang dimiliki oleh pemain bertubuh kecil seperti Silva — kualitas yang juga pernah ia lihat pada Messi saat keduanya bekerja sama di Barcelona.

Bagi Guardiola, Bernardo Silva bukan hanya pengatur irama permainan, tapi juga simbol kerja keras dan kecerdasan di dalam sistem permainan City yang kompleks. Perbandingannya dengan Messi bukan soal kemampuan individual semata, melainkan penghargaan terhadap dedikasi dan efisiensi sang pemain.

Dengan gaya bicara khasnya, Guardiola kembali menunjukkan bahwa sepak bola bukan sekadar strategi di lapangan — tetapi juga seni dalam memahami dan memuliakan pemain yang membuat perbedaan.

Terkini