Fenomena Langka Bunga Sakura Mekar di Musim Gugur Jepang Tahun 2025

Rabu, 22 Oktober 2025 | 10:49:02 WIB
Fenomena Langka Bunga Sakura Mekar di Musim Gugur Jepang Tahun 2025

JAKARTA - Jepang kembali memasuki musim gugur dengan pemandangan khas daun-daun merah yang memukau. Namun, tahun ini ada fenomena unik: bunga sakura yang biasanya hanya mekar di musim semi, muncul di antara dedaunan musim gugur.

Pada 17 Oktober 2025 pagi, pengunjung Taman Garyu di Kota Suzaka, Prefektur Nagano, dibuat terkejut dengan mekarnya bunga sakura. Taman ini dikenal sebagai salah satu tempat terbaik untuk melihat sakura di Jepang.

Bunga sakura yang mekar di musim gugur memang tidak sebanyak di musim semi. Meski begitu, kelompok bunga kecil yang berjumlah sampai 10 bunga berhasil menarik perhatian penduduk setempat.

Warga setempat menyambut fenomena ini dengan sukacita sekaligus kekhawatiran. Mereka takut mekarnya sakura di musim gugur bisa memengaruhi bunga sakura musim semi yang biasanya mekar pada April.

Warganet Jepang Ikut Ramai Membahas Fenomena Ini

Fenomena unik ini juga memicu perbincangan hangat di kalangan warganet Jepang. Banyak yang membagikan pengalaman melihat bunga sakura di musim gugur di berbagai daerah.

“Saya melihat bunga sakura di pohon belakang kantor saya beberapa hari lalu,” tulis seorang pengguna media sosial. Ia pun penasaran apakah bunga itu akan mekar lagi di musim semi.

Beberapa juga mengabarkan suara tonggeret, serangga musim panas, yang terdengar di musim gugur. "Saya tidak tahu lagi ini musim apa," komentar seorang warganet lainnya.

Ada yang menyebut pengalaman menikmati bunga sakura sekaligus suara tonggeret di musim gugur sebagai hal luar biasa. Fenomena ini menjadi topik pembicaraan menarik yang menyatukan banyak orang.

Penjelasan Ilmiah di Balik Mekarnya Sakura di Musim Gugur

Mekarnya bunga sakura di musim gugur bukan kejadian tanpa sebab dan bukan hal baru di Jepang. Secara ilmiah, fenomena ini bisa dijelaskan oleh mekanisme hormon dan cuaca.

Biasanya, pohon sakura mengembangkan kuncup sepanjang musim panas, namun mekar ditunda oleh hormon asam absisat. Hormon ini menjaga kuncup dalam keadaan dorman sampai suhu turun cukup rendah di musim gugur.

Namun, jika daun gugur lebih cepat karena angin kencang atau topan yang sering datang pada September-Oktober, maka mekanisme ini terganggu. Kondisi suhu tinggi yang bertahan juga bisa membuat kuncup mekar lebih awal dari biasanya.

Etika dan Hukum Melihat serta Menjaga Bunga Sakura di Jepang

Di Jepang, merusak pohon sakura merupakan pelanggaran hukum yang serius. Mematahkan dahan atau menggoyangkan pohon hingga bunga berjatuhan bisa berujung sanksi pidana.

Undang-undang pidana Pasal 261 mengatur bahwa perusakan properti seperti pohon sakura bisa dihukum penjara hingga tiga tahun atau denda maksimal 300 ribu Yen. Namun, pengaduan harus diajukan oleh pemilik pohon atau pemerintah daerah.

Pohon sakura di tempat umum menjadi tanggung jawab pemerintah setempat. Mereka berhak mengajukan pengaduan jika ada kerusakan yang terjadi, untuk menjaga kelestarian bunga nasional ini.

Tradisi Hanami dan Makna Mendalam Bunga Sakura di Jepang

Sakura sangat erat dengan tradisi Hanami, yakni menikmati keindahan bunga sakura yang mekar. Tradisi ini sudah ada sejak abad ke-8 pada masa Nara, saat masyarakat kelas atas piknik di bawah pohon plum.

Seiring waktu, bunga sakura menggantikan plum sebagai simbol musim semi. Selama periode Heian (794-1185), orang mulai mendirikan kemah di bawah pohon sakura untuk menikmati keindahannya.

Sakura menjadi simbol keindahan yang cepat berlalu, mencerminkan filosofi Buddhis tentang menikmati sesuatu sebelum hilang. Hal ini membuat tradisi Hanami bukan hanya soal keindahan visual, tetapi juga makna spiritual yang mendalam.

Fenomena bunga sakura mekar di musim gugur tahun 2025 menjadi pengingat bahwa alam selalu punya cara mengejutkan manusia. Keunikan ini sekaligus menambah kekayaan budaya dan alam Jepang yang selalu menarik untuk diamati dan dihargai.

Terkini