Logistik

Integrasi Digital Dorong Efisiensi dan Ketahanan Logistik Nasional Indonesia

Integrasi Digital Dorong Efisiensi dan Ketahanan Logistik Nasional Indonesia
Integrasi Digital Dorong Efisiensi dan Ketahanan Logistik Nasional Indonesia

JAKARTA - Dalam menghadapi dinamika rantai pasok global yang penuh ketidakpastian, PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) menekankan bahwa efisiensi sistem transportasi dan distribusi nasional adalah faktor utama untuk memperkuat daya saing ekonomi Indonesia. 

Melalui integrasi pelabuhan, kawasan industri, dan hinterland secara digital dan terstandar, SPSL berkomitmen mempercepat transformasi logistik nasional menuju sistem yang efisien, transparan, dan adaptif terhadap perubahan global.

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama SPSL, Joko Noerhudha, dalam forum Indonesia Economic Outlook (IEO) 2026, yang digelar baru-baru ini. Ia menegaskan, pelabuhan memiliki posisi strategis dalam rantai pasok nasional karena 90 persen aktivitas ekspor-impor Indonesia masih mengandalkan jalur laut.

“Transformasi bidang transportasi dan distribusi nasional harus berorientasi pada efisiensi dan integrasi. SPSL berperan memperkuat konektivitas pelabuhan dengan kawasan industri dan hinterland melalui digitalisasi dan standarisasi layanan,” ujar Joko.

Pelabuhan Terintegrasi Jadi Arah Baru Efisiensi Logistik

Menurut Joko, pelabuhan tidak lagi sekadar tempat bongkar muat barang, melainkan harus berevolusi menjadi pusat sistem transportasi intermodal yang saling terhubung dalam satu jaringan logistik terintegrasi. Dengan sistem tersebut, pergerakan barang dari laut ke darat maupun ke kawasan industri dapat berlangsung lebih cepat, murah, dan efisien.

Langkah ini dinilai krusial karena biaya logistik nasional Indonesia masih relatif tinggi dibandingkan dengan negara tetangga di Asia Tenggara. Kondisi tersebut menghambat daya saing produk ekspor Indonesia di pasar global.

“Pelabuhan yang terhubung langsung dengan kawasan industri dan hinterland akan memangkas biaya distribusi, mengurangi waktu tunggu, serta meningkatkan produktivitas rantai pasok,” tambah Joko.

SPSL terus mendorong integrasi digital antar pelabuhan dengan kawasan hinterland untuk menciptakan ekosistem logistik yang terhubung dari hulu ke hilir. Langkah ini juga diharapkan mempercepat proses pertukaran data antar pelaku industri, menekan potensi kesalahan administrasi, dan meningkatkan transparansi layanan logistik nasional.

Menjawab Tantangan Global Melalui Integrasi Domestik

Selain menyoroti upaya integrasi logistik nasional, Joko juga mengingatkan bahwa tantangan eksternal kini semakin kompleks. Krisis di Laut Merah, meningkatnya tensi geopolitik, serta kemacetan di sejumlah pelabuhan dunia telah menimbulkan gangguan signifikan terhadap rantai pasok global.

“Kondisi ini menjadi peringatan bagi Indonesia agar segera memperkuat sistem logistik domestik yang lebih efisien, adaptif, dan tahan terhadap guncangan global,” jelasnya.

Melalui penerapan teknologi digital, SPSL berupaya menciptakan layanan logistik yang lebih efektif dan terstandar di seluruh lini. Inovasi ini diyakini mampu meningkatkan transparansi operasional, menekan biaya distribusi, serta mempercepat waktu pengiriman barang dari dan ke pelabuhan.

Jika dijalankan secara konsisten, integrasi logistik nasional berbasis digital dapat menjadi solusi untuk menurunkan biaya logistik yang selama ini mencapai 23–24 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) — angka yang jauh di atas rata-rata negara maju.

Lebih dari sekadar efisiensi biaya, transformasi ini juga diharapkan memperkuat ketahanan ekonomi nasional, khususnya di tengah ketegangan global dan fluktuasi perdagangan internasional.

Kolaborasi Lintas Sektor untuk Wujudkan Logistik Berkelanjutan

Joko menegaskan, efisiensi logistik tidak cukup hanya dengan investasi infrastruktur fisik, seperti jalan tol atau pelabuhan baru. Kunci keberhasilannya justru terletak pada kolaborasi lintas sektor yang melibatkan pelabuhan, operator transportasi, dan pelaku industri.

“Sinergi antara pelabuhan, pelaku transportasi, dan industri menjadi kunci untuk membangun rantai pasok yang terkoneksi dan adaptif terhadap perubahan global,” ujarnya.

Pendekatan kolaboratif ini juga sejalan dengan agenda Holding BUMN Logistik yang berfokus pada efisiensi sistem distribusi nasional. Melalui penguatan koordinasi antarlembaga dan pemanfaatan data digital, Indonesia diharapkan mampu membangun sistem logistik yang terintegrasi dari pusat hingga daerah.

SPSL pun aktif menjalin kemitraan strategis dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan lembaga internasional, guna mempercepat penerapan standarisasi digital logistik nasional. Standarisasi ini akan memudahkan pelaku usaha dalam melakukan pelaporan, pemantauan, dan analisis pergerakan barang secara real-time.

Forum IEO 2026: Membangun Ketahanan Ekonomi Melalui Logistik

Forum Indonesia Economic Outlook (IEO) 2026, yang dihadiri oleh lebih dari 150 peserta dari berbagai sektor, menjadi ajang penting untuk membahas arah kebijakan ekonomi Indonesia ke depan. Sejumlah pembicara dari lembaga ternama seperti Bappenas, BPS, World Bank, dan Namarin turut memberikan pandangan mengenai strategi memperkuat daya tahan ekonomi di tengah perubahan global yang cepat.

CEO Supply Chain Indonesia (SCI), Setijadi, yang juga menjadi pembicara dalam forum tersebut, menegaskan pentingnya sektor logistik sebagai indikator utama ketahanan ekonomi nasional.

“Konflik geopolitik memengaruhi pergerakan barang secara global. Karena itu, sektor logistik menjadi indikator penting dalam membaca daya tahan ekonomi nasional,” kata Setijadi.

Diskusi dalam forum ini menghasilkan kesepahaman bahwa transformasi digital dan integrasi logistik nasional bukan sekadar agenda teknis, melainkan bagian strategis dari upaya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Melalui konektivitas yang lebih kuat antar pelabuhan, kawasan industri, dan hinterland, Indonesia diharapkan dapat menjadi pusat logistik yang efisien, tangguh, dan berdaya saing tinggi di Asia Tenggara.

Mewujudkan Ekosistem Logistik Nasional yang Efisien dan Adaptif

Ke depan, SPSL bersama pemangku kepentingan lainnya berkomitmen melanjutkan agenda digitalisasi dan integrasi sistem logistik nasional. Fokus utama diarahkan pada pengembangan platform digital terpusat yang menghubungkan seluruh pelaku logistik dalam satu sistem informasi yang transparan dan akurat.

Melalui langkah strategis ini, Indonesia tidak hanya mampu menekan biaya logistik, tetapi juga memperkuat posisi sebagai negara maritim dengan ekosistem logistik modern dan berdaya saing global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index