BNI Catat Laba Rp 15,1 Triliun, Tumbuh di Kuartal III

Jumat, 24 Oktober 2025 | 13:07:21 WIB
BNI Catat Laba Rp 15,1 Triliun, Tumbuh di Kuartal III

JAKARTA - Kinerja PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) sepanjang sembilan bulan pertama 2025 mencerminkan fase penyesuaian di tengah tantangan likuiditas perbankan nasional. Meski laba bersih perseroan masih menurun secara tahunan, kinerja kuartalan menunjukkan tanda pemulihan yang positif.

Berdasarkan laporan keuangan BNI kuartal III-2025 yang dirilis, bank pelat merah dengan kode saham BBNI itu mencatatkan laba bersih Rp 15,11 triliun sepanjang Januari–September 2025, atau turun 7,3% secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Namun, dari sisi kuartalan, tren pertumbuhan mulai terlihat. Pada periode Juli–September 2025, laba BNI mencapai Rp 5,02 triliun, meningkat 6,5% dibandingkan kuartal II-2025 yang sebesar Rp 4,71 triliun. Angka ini menjadi sinyal perbaikan kinerja operasional setelah sempat tertekan di semester pertama tahun berjalan.

Pendapatan Bunga Bersih Tertekan, Tapi Mulai Pulih Secara Kuartalan

Penurunan laba bersih BNI terutama disebabkan oleh melemahnya pendapatan bunga bersih, yang turun 0,6% YoY menjadi Rp 29,25 triliun. Kondisi ini dipengaruhi oleh kenaikan beban bunga yang melonjak 13% secara tahunan menjadi Rp 21,19 triliun, meskipun pendapatan bunga bruto BNI sendiri masih tumbuh 4,8% YoY menjadi Rp 51,1 triliun.

Meski demikian, jika dilihat dari sisi kuartal, tren positif mulai muncul. Pendapatan bunga bersih di kuartal III-2025 tercatat Rp 9,73 triliun, naik 0,6% dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini menunjukkan kemampuan BNI dalam menyesuaikan strategi pembiayaan di tengah tekanan biaya dana (cost of fund) yang meningkat.

Selain itu, biaya provisi BNI masih meningkat 13,6% YoY menjadi Rp 6,12 triliun, menandakan kehati-hatian bank dalam menjaga kualitas aset di tengah kondisi ekonomi yang menantang. Di sisi lain, pendapatan nonbunga turut mengalami pertumbuhan 2,5% YoY menjadi Rp 17,2 triliun, memberikan kontribusi tambahan terhadap total pendapatan operasional BNI.

Fungsi Intermediasi Menguat, Kualitas Kredit Tetap Terjaga

Dari sisi intermediasi, BNI menunjukkan performa yang lebih kuat. Hingga akhir September 2025, penyaluran kredit mencapai Rp 812,2 triliun, tumbuh 10,5% YoY, mencerminkan peningkatan aktivitas pembiayaan di berbagai sektor produktif.

Pertumbuhan ini juga disertai dengan kualitas aset yang solid. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) tetap terjaga di level 2%, menunjukkan efektivitas BNI dalam menerapkan manajemen risiko dan pengendalian kredit.

Selain itu, dana pihak ketiga (DPK) BNI melonjak signifikan 21,4% YoY menjadi Rp 934,3 triliun, sebagian besar didorong oleh penempatan dana saldo anggaran lebih (SAL) pemerintah sebesar Rp 55 triliun.
Komposisi DPK menunjukkan adanya peningkatan besar pada deposito, yang tumbuh 40,4% YoY menjadi Rp 320,9 triliun, sementara dana murah (CASA) juga naik 13,3% YoY menjadi Rp 613,3 triliun.

Struktur dana ini memperlihatkan bahwa meski CASA masih menjadi fokus utama, pertumbuhan deposito menunjukkan adanya peningkatan permintaan likuiditas di tengah tren kenaikan suku bunga pasar.

Margin Menyempit, BNI Revisi Target NIM Tahun 2025

Kenaikan beban bunga dan pergeseran struktur DPK menyebabkan biaya dana (cost of fund) BNI naik menjadi 2,8% pada sembilan bulan pertama 2025, dari 2,7% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dampaknya, net interest margin (NIM) BNI menurun ke level 3,8% dibandingkan 3,9% pada periode yang sama tahun lalu.

Kondisi ini turut membuat manajemen melakukan penyesuaian proyeksi kinerja margin tahun 2025.
BNI kini menurunkan target NIM menjadi 3,7% dari sebelumnya 3,8%, menyesuaikan dengan tren kenaikan suku bunga deposito serta kebijakan moneter yang masih ketat.

Meski demikian, bank tetap optimistis terhadap prospek pertumbuhan kredit. Target penyaluran kredit tahun ini tetap dipertahankan di kisaran 8%–10%, bahkan capaian per September 2025 sudah melampaui batas bawah target tersebut.

Adapun, rasio biaya kredit (cost of credit) ditargetkan tetap terjaga di kisaran 1%, sejalan dengan strategi BNI menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan kualitas portofolio pinjaman.

BNI Jaga Momentum Pemulihan di Kuartal Akhir 2025

Kinerja BNI di kuartal III-2025 memberikan sinyal bahwa bank mulai keluar dari tekanan profitabilitas yang sempat terjadi pada paruh pertama tahun. Meskipun secara tahunan laba masih menurun, pertumbuhan kuartalan menunjukkan perbaikan margin dan pendapatan bunga bersih yang stabil.

Fungsi intermediasi yang menguat, peningkatan DPK, dan stabilnya NPL menjadi kombinasi penting dalam menjaga kepercayaan investor dan nasabah.
Manajemen BNI diyakini akan fokus pada efisiensi operasional, optimalisasi pendanaan murah, serta penguatan digital banking untuk menjaga momentum pertumbuhan hingga akhir 2025.

Dengan posisi likuiditas yang solid dan basis dana yang besar, BNI memiliki ruang yang cukup untuk memperkuat pembiayaan sektor produktif sekaligus menjaga rasio profitabilitas dalam batas wajar.

Di tengah tantangan biaya dana dan tekanan margin, BNI menunjukkan bahwa strategi adaptif—baik dari sisi manajemen risiko maupun digitalisasi layanan—tetap menjadi fondasi utama dalam menjaga kinerja keuangan yang berkelanjutan.

Terkini

IMF: Pertumbuhan Ekonomi Asia Diprediksi Melambat 2025

Jumat, 24 Oktober 2025 | 17:00:21 WIB

OJK Setujui Penutupan BPR Artha Kramat Tegal

Jumat, 24 Oktober 2025 | 17:00:19 WIB

Menkeu Purbaya Jelaskan Syarat Kenaikan Iuran BPJS

Jumat, 24 Oktober 2025 | 17:00:19 WIB

Menkeu Purbaya Soroti Rendahnya Kepatuhan Pajak Perhiasan

Jumat, 24 Oktober 2025 | 17:00:17 WIB

5 Tips Memilih Asuransi Untuk Keluarga Muda Ala Astra

Jumat, 24 Oktober 2025 | 17:00:14 WIB