Kapal Pelni Atur Ulang Jadwal ke Banda Neira Untuk Wisata Lebih Nyaman

Selasa, 21 Oktober 2025 | 13:56:11 WIB
Kapal Pelni Atur Ulang Jadwal ke Banda Neira Untuk Wisata Lebih Nyaman

JAKARTA - PT Pelayaran Nasional Indonesia Persero (Pelni) menyesuaikan jadwal pelayaran kapal menuju Banda Neira, Maluku, guna memberi kemudahan bagi wisatawan yang ingin mengatur perjalanan sesuai waktu liburan mereka. Penyesuaian ini bertujuan agar kapal tiba pada pagi hari sehingga wisatawan bisa langsung menikmati hari pertama di pulau tanpa kelelahan.

“Untuk mendukung pariwisata Banda Neira, jadwal kapal Pelni diatur sedemikian rupa agar tiba di Banda Neira pada pagi hari sehingga wisatawan dapat beristirahat di kapal selama pelayaran,” kata Kepala Cabang Pelni Ambon, Marthin Heryanto, ditemui dalam media tour di Ambon, Maluku, Senin. Dengan demikian, saat tiba di Banda Neira wisatawan diharapkan dalam kondisi segar bugar dan siap beraktivitas wisata sejak pagi.

Pelni telah lama menjadi moda transportasi utama bagi wisatawan dan masyarakat yang menuju Banda Neira, provinsi Maluku. Saat ini, pulau tersebut disinggahi oleh tiga kapal penumpang besar dan satu kapal perintis.

Kapal?kapal yang melayani rute tersebut antara lain KM?Labobar dengan kapasitas 3.000 penumpang, KM?Pangrango (500 penumpang), KM?Sangiang (500 penumpang), serta KM?Sabuk?Nusantara?106 (400 penumpang).

Wisatawan yang datang ke Banda Neira tidak hanya mendapatkan moda transportasi, tetapi kesempatan untuk menetap selama beberapa hari. “Wisatawan dapat kembali menggunakan kapal Pelni untuk meninggalkan Banda setelah puas berwisata selama tiga hingga empat hari,” jelas Marthin.

Sebagai contoh, KM?Labobar yang berangkat dari Tanjung?Priok, Jakarta, membutuhkan lima hari pelayaran untuk tiba di Banda Neira. Setelah itu kapal akan melanjutkan hingga Fak?Fak dan kemudian kembali ke Banda empat hari kemudian sebelum berlayar pulang ke Jakarta.

Selama tiga hingga empat hari berada di Banda Neira, wisatawan dapat menjelajahi kota kecil Banda yang kaya akan jejak rempah sejarah. Aktivitas yang direkomendasikan meliputi snorkelling, diving, serta menyusuri perkampungan dan perbukitan untuk melihat Gunung?Banda yang legendaris.

Khusus untuk KM?Pangrango, kapal tipe 500 penumpang ini berangkat dari Ambon setiap Jumat sore dan tiba di Banda Neira pada Sabtu pagi. “Kapal sandar satu malam hingga Minggu sore, jadi bisa dimanfaatkan oleh wisatawan untuk menginap satu malam di atas kapal dan kembali ke Ambon Minggu sore dan tiba Senin pagi,” ujarnya.

Data menunjukkan bahwa pada tahun 2024 penumpang kapal Pelni yang turun di Banda Neira mencapai 49.529 orang. Sementara hingga September 2025, jumlah penumpang tercatat sebanyak 42.200 orang.

“Kami perkirakan jumlah wisatawan terus naik hingga akhir tahun. Kenaikan ini didorong oleh momen Natal hingga Tahun Baru nanti,” terang Marthin. Para wisatawan yang ingin menjelajah Banda Neira disarankan merencanakan perjalanan mereka menggunakan kapal Pelni dengan jauh?hari sebelumnya.

Rute kapal Pelni yang menyinggahi Banda Neira, juga dikenal sebagai Pulau Rempah, adalah sebagai berikut: pertama, KM?Labobar dengan rute Jakarta – Surabaya – Makassar – Baubau – Ambon – Banda – Tual – Dobo – Fakfak – Kaimana (PP). Kedua, KM?Pangrango dengan rute Ambon – Namrole – Ambon – Banda – Saumlaki (PP). Ketiga, KM?Sangiang dengan rute Bitung – Ternate – Bacan – Sanana – Namlea – Ambon – Banda – Geser – Fakfak (PP). Keempat, KM?Sabuk?Nusantara?106 dengan rute Ambon – Banda – Geser – Gorom – Kesui – Teor – Pulau?Kur – Tual (PP).

Penyesuaian jadwal ini menjadi tanggapan konkret pelni terhadap meningkatnya minat wisata ke Banda Neira. Dengan kapal tiba pagi hari, wisatawan bisa langsung memanfaatkan waktu penuh tanpa harus menunggu hingga sore atau malam.

Peningkatan aksesibilitas tersebut berpotensi mengubah pola kunjungan ke Banda Neira. Wisatawan yang sebelumnya mungkin hanya transit atau singgah sejenak kini bisa mengoptimalkan waktu dan menetap lebih lama.

Bagi operator Pelni, pengaturan jadwal layak menjadi strategi meningkatkan utilisasi kapal dan promosi rute wisata. Sementara itu pemerintah daerah bisa melihat ini sebagai peluang pengembangan sektor pariwisata lokal yang berkelanjutan.

Wisatawan pun dianjurkan untuk memanfaatkan penyesuaian ini dengan merencanakan lebih matang. Pilihlah waktu keberangkatan yang memungkinkan Anda tiba pagi hari dan memiliki sisa waktu maksimal untuk mengeksplorasi Banda Neira.

Persiapan perjalanan pun perlu diperhatikan: memilih kapal yang sesuai rute, memastikan waktu berlayar, dan menghitung lama tinggal agar maksimal dalam waktu singkat. Kondisi kapal juga harus dicek—misalnya fasilitas, durasi pelayaran, dan jadwal sandar—agar perjalanan nyaman dan tak terburu?buru.

Dengan begitu, wisata ke Banda Neira bukan lagi sekadar transit atau kunjungan sehari, melainkan pengalaman menyeluruh yang memanfaatkan waktu penuh. Penyesuaian jadwal kapal Pelni ini menjadi momentum bagi wisatawan untuk menikmati Pulau Rempah dengan lebih optimal.

Terkini